Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2015

BEING A JOURNALIST

Sekitar lima tahun lalu, ketika saya memutuskan untuk aktif di sebuah organisasi intra sekolah yang kegiatannya berbasis jurnalistik, saya mendapatkan suatu penanaman paham bahwa seorang jurnalis mendedikasikan hidup bagi kebenaran. Kalimat itu berdengung di tiap proses saya mencari, mengolah dan menerbitkan laporan berita, sampai suatu ketika pada titik tertentu saya diminta untuk berhenti menuliskan berita, menyajikan kebenaran demi kepentingan satu pihak. Saat itu, karena saya belum cukup kuat memahami falsafah hidup pers, dan jujur tidak cukup berani untuk ‘mati’ demi sebuah kebenaran. Pertanyaan – pertanyaan mengapa tidak boleh menuliskan kebenaran, kenapa kebenaran dibiarkan tak terungkap, dan sebagainya hanya tertelan begitu saja. Proses saya sebagai jurnalis di bangku sekolah akhirnya tidak lebih sebagai seorang juru tulis yang paham penulisan berita 5W + 1H. Sementara kalimat ‘jurnalis mendedikasikan hidup bagi kebenaran’, berakhir sebagai slogan semata. Tapi se