Langsung ke konten utama

PAIR

A lot of people have many hobbies, more than one. Maybe two, or three. I might be one of them. From many activities that I’ve done, reading books and watching films are two things that are most often done and I love both of them. Time passed, till one day my ego creates a childish thing with no clearly reason. I started making problem with my own hobbies, I want to force of it, I think there must be one thing more beloved and become a priority.

I was introduced to the two activities at the same time, so perhaps I felt in love with them at the same time too. Then it’s hard to choose which the first thing I loved and going to be electable and maintained. But I still wouldn’t stop to compare each other. I asked which the better for me?

Reading books and watching films are giving me a comfort zone, but in many ways I realize that reading a book is better, it use to intellectual development. Moreover, as someone who did learning process, reading becomes a necessity. The term in a slow way has reduced the intensity of watching films in my daily activities.

Unconsciously, I spend my money for books, rather than buying a movie ticket or DVD films. But after that, I felt nothingness. All my efforts to only like one thing, or create a priority did not mean anything. Finally, I understand how deep I love those two things of it like I love a pair of shoes. I can’t give more attention and love for one side, left side or right side. I must to love a pair of it. Because I won't use one side for walking. I’ve known that I just can’t study only by book. I also can study with films.

They can be best couple to make me good in many subject matter. Like psychology, art, and literature. I like the three of things but I can’t learn at the university. But I still learn by books and films. Anyway, there are so many books which can be teach about psychology, art, and literature. But not a few films which did it too.

For now, maybe I'll share about the film. There are 'Black Swan' and 'In to The Wild' which can teach me more about psychology. Black Swan, it’s film tells much about multiple personality disorder and Into The Wild try to inform about the person centered theory. For knowing art and literature I saw ‘Words and Pictures’, the film has many artistic scenes and show how to make a beautiful painting, as well as scenes that contain many quotes from the classy literature books.









December, 14th
For All, who are learning 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Magang dan Kenikmatan Paradoksal Wartawan

Sore dan sinar senja yang hangat adalah latar bagaimana karir magang saya sebagai wartawan harian pagi berakhir indah, dan damai. Saya punya tiga orang partner kerja yang luar biasa. Dua mentor khusus yang meski dalam pengajarannya sungguh bertolak belakang, tapi sangat berkontribusi mempertegas ritme kerja wartawan yang harus saya pahami dan lakoni. Masih terputar jelas dalam ingatan, sore – sore pertama kali kami datang di kantor redaksi. Pimpinan umumnya perempuan, cerdas, ramah, tidak suka basa – basi. Keesokan harinya kami segera diperkenalkan dengan pimpinan redaksi, redaktur, dan manajer ekonomi bisnis. Perkenalan khas orang – orang media, ringkas. Sebab setelahnya yang lebih penting. Pengaturan desk kerja, saya dan dua orang lainnya diletakkan pada posisi reporter untuk area liputan kota dan pemerintahan serta ekonomi bisnis. Sementara seorang lain ditempatkan sebagai pengelola naskah berita online. Di kursi sofa panjang berwarna biru, kami berempat duduk sal

Kisah di Balik Kisah yang Diterbitkan

  Tanpa kesempurnaan naskah ini bisa terlahir, Kalimat itu menjadi penanda dan saya letakkan di halaman pembuka Novel SEMU, novel pertama yang saya terbitkan. Seperti maknanya secara tekstual, saya ingin mencitrakan bahwa untuk menghasilkan sesuatu, kita tidak selalu butuh sederet konsepsi rumit dan indah, atau hal – hal yang lebih mengotakkan kesempurnaan. Secara pribadi, saya memang tidak memungkiri pernah ada di titik dimana saya lebih banyak menghabiskan hari dengan menulis rencana, rencana, dan rencana. Atau target, tujuan, target, tujuan. Tulisan – tulisan yang tidak membawa saya melangkah kemanapun. Sampai pada akhirnya, saya berhenti dan merubah kebiasaan di masa lalu. Sesederhana itu, saya merasa melakukan apa yang pernah dituliskan Paulo Coelho di salah satu bukunya. Kurang lebih seperti ini yang saya pahami; “Sangat penting untuk membiarkan hal - hal tertentu berlalu. Lepaskan saja. Biarkan. Orang perlu mengerti bahwa hidup ini tidak pasti; kadang - kadan

JURNALIS; ANTARA MESIN DAN MALAIKAT

Di tengah kegamangan berproses menemukan ritme sebagai pewarta, saya dibawa bertemu dengan seseorang sore itu. Salah satu jurnalis di sebuah media swasta yang berakusisi dengan media Amerika, CNN. Tidak disangka – sangka pertemuan yang awalnya dijadwalkan untuk memenuhi tugas mata kuliah etika jurnalistik, berbuah menjadi satu titik penegasan bagi saya untuk tidak berhenti dan meninggalkan proses belajar sebagai seorang insan pers. Jungkir balik liputan demi liputan yang saya lalui selama ini memberikan pemahaman praktis bahwa basic menjadi seorang jurnalis memang skeptic dan curiosity, tapi laku seorang jurnalis dalam menyajikan berita tidak cukup itu. Sebagai sebuah profesi yang berkaitan dengan kepentingan banyak pihak, jurnalis punya etik – etik tertentu untuk melindungi hak – hak publik. Itu yang seringkali masih banyak diabaikan oleh jurnalis negeri ini. Untuk itu, di tempat saya ditempa, mata kuliah etika jurnalistik menjadi satu keharusan dipahami dan diaplikasikan, demi